Posted by : Unknown Rabu, 18 September 2013


METODE BACA BISMILLAH NAHWU VS MANTIQ

22 Agustus 2013 pukul 10:41
RANGKUMAN METODE I'ROB BISMILLAH
___________
Bismillah...

____________
I.Pendahuluan
disetiap kitab, sudah pasti dimulai dengan
BASMALLAH, ini disebut IBTIDA HAQIQI.
ibtida sendiri ada dua

1. Ibtida Haqiqi, yaitu :
ﻣﺎ ﺗﻘﺪﻡ ﺍﻣﺎﻡ ﺍﻟﻤﻘﺼﻮﺩ ﻭﻟﻢ ﻳﺴﺒﻘﻪ ﺷﻲﺀ
maa taqoddama amaamal maqshuudi wa lam
yusbiqhu syai-unn
"sesuatu yang (berada) mendahului didepan
maksud dan tidak terdahului oleh sesuatu
apapun (lainnya)" seperti contoh disini adalah
basmallah

2. Ibtida Majazy, yaitu :
ﻣﺎ ﺗﻘﺪﻡ ﺍﻣﺎﻡ ﺍﻟﻤﻘﺼﻮﺩ ﻭﺍﻥ ﺳﺒﻘﻪ ﺷﻲﺀ
maa taoddama amaamal maqshuudi wa in
sabaqohu syai-un
"sesuatu yng (berada) mendahului maksud
walaupun terdahului sesuatu (lainnya)"
seperti bacaan/tulisan hamdalah setelah
basmalah

____________
II. I'ROB
sebelumnya kita bagi dulu menjadi 4 bagian
1. BISMI
2. ALLOHI
3. ARROHMAANI
4. ARROHIIMI

_____________
1. BISMI (huruf BA dan lafadz ISMI)

BA = huruf jar. disini bisa dijadikan haraf jar
ashliyyah bisa juga za-idah
a. huruf jar ashliyyah :
ﻛﻞ ﺣﺮﻑ ﺟﺎﺭ ﻻ ﺑﺪ ﻟﻪ ﻣﻦ ﺍﻟﻤﺘﻌﻠﻖ ﻳﺘﻌﻠﻖ ﺑﻪ ﻭﻳﺨﺘﻞ
ﻣﻦ ﺍﺻﻞ ﺍﻟﻜﻼﻡ ﺑﺎﺳﻘﺎﻃﻪ ﻭﻳﻔﻴﺪ ﻣﻌﻨﻰ ﺑﺎﻟﻤﻘﺼﺮﺩ
kullu harfin jaarrin laa budda lahuu minal
muta'allaqi yata'allaqu bihii wa yakhtallu min
ashlil kalaami bi isqootihi wa yufiiddu ma'nan
bil maqshuudi.
artian bebasnya"setiap huruf jar yang harus
mempunyai perkaitan (ta'alluq/ relation
dengan kalimat sebelumnya), yang ketika hrf
jar ini dibuang maka akan merusak ma'na,
juga huruf jar ashliyyah ini mempunyai faidah
ma'na yg dimaksud"
b. huruf jar za-idah :

ﻛﻞ ﺣﺮﻑ ﺟﺎﺭ ﻻ ﻳﺤﺘﺎﺝ ﺍﻟﻰ ﺍﻟﻤﺘﻌﻠﻖ ﻳﺘﻌﻠﻖ ﺑﻪ ﻭﻻﻳﺨﺘﻞ
ﻣﻦ ﺍﺻﻞ ﺍﻟﻜﻼﻡ ﺑﺎﺳﻘﺎﻃﻪ ﻭﻻﻳﻔﻴﺪ ﻣﻌﻨﻰ ﺑﺎﻟﻤﻘﺼﺮﺩ

kullu harfin jaarrin laa yahtaaju ilal muta'allaqi
yata'allaqu bihii wa laa yakhtallu min ashlil
kalaami bi isqootihi wa laa yufiiddu ma'nan
bil maqshuudi.
artian bebasnya"setiap huruf jar yang TIDAK
membutuhkan perkaitan (ta'alluq), yang
ketika hrf jar ini dibuang maka TIDAK akan
merusak ma'na, juga huruf jar za-idah ini
TIDAK mempunyai faidah ma'na yg dimaksud"
_______


a. jika BA pada lafadz BISMI dijadikan hrf jar
ashliyyah, maka i'robnya ialah :
BA = hrf jar ashliyyah muta'alliqun bi
mahdzuufin. wal muta'allaq imma ismun wa
imma fi'lun. wa kullun minhuma imma
khooshun wa imma 'aamun. wa kullun min
huma imma muqoddamun wa imma mu-
akhkhorun.

"BA= hrf jar ashliyyah yang mempunyai
ta'alluq ke lafadz yg dibuang. ta'alluqnya itu
bisa berupa isim dan juga fi'il. dari isim dan
fi'il tsb bisa khosh dan juga 'aam. dari khosh
dan 'aam tsb bisa di dahulukan juga
diakhirkan...

jadi rinciannya adalah ada 8 :
-isim khosh muqoddam
-isim khosh muakhor
-isim 'aam muqoddam
-isim 'aam muakhor
-fi'il khosh muqoddam
-fi'il khosh muakhor
-fi'il 'aam muqoddam
-fi'il 'aam muakhor


shighot yang dipakai dalam ta'alluq bismillah
adalah :
-isim menggunakan masdar taukid
-fi'il menggunakan fi'il mudlore'
(ini yang dipakai kebanyakan para ulama
nuhaat);
-khosh = untuk mushonnif
-'aam = untuk pembaca
jadi, jika ditaqdirkan maka lafadz yg terbuang
itu ialah
-isim khosh = ta_liifiy (karangan saya)
-isim 'aam = ibtidaa_i (memulainya saya)
(keduanya bisa didahulukan {muqoddam}
atau diakhirkan {muakhor});
-fi'il khosh = u_allifu (saya mengarang)
-fi'il 'aam = abtadi_u (saya memulai)
(keduanya bisa didahulukan {muqoddam}
atau diakhirkan {muakhor});
ta'alluq yg 8 ini taqdirnya tergantung
penggunaan lafadz bismillah. dalam hal ini
penggunaan bismillah disini adalah untuk
memulai penulisan kitab (bagi mushonnif)
dan memulai ngaji (bagi yg mengkaji)
dari jumlah ta'alluq yang 8 ini, yang paling
utama dan umum digunakan adalah ta'alluq


FI'IL MUQODDAM
ada juga yang mengatakan lebih utama FI'IL
MU_AKHOR.

(dalam kerangka pengkajian satu kitab,
khos/'aam itu terantung subjek. kecuali dalam
hal lain seperti hendak makan/minum, maka
khosh/'aam perlu diperhitungkan)

alasan :
kenapa lebih utama fi'il? karena : fi'il adalah
asal dalam 'amal juga lebih banyak digunakan
seperti pada ayat "iqro bismi robbika...."
kenapa lebih utama muqoddam? (bagi yang
mengutamakan muqoddam),
karena : karena memang kebanyakan ta'alluq
itu didepankan seperti contoh ayat tadi.
kenapa lebih utama muakhor?(bagi yang
mengutamakan mu_akhor), 1.karena lebih
penting mendahulukan asma Alloh, 2.supaya
tidak mengulang hrf BA. 3.akan memberi
faidah qoshr, yaitu mengkhususkan
pembacaan basmalah hanya untuk satu
pekerjaan.


______________
MA'NA BA pada BASMALAH
banyak pendapat mengenai hal ini..
1. semua ma'na ba hrf jar adalah haqiqi
2. ma'na haqiqi ba adalah lil ilshoq adapun
ma'na lain seperti isti'anah, ta'diyyah dan
lainnya adalah ma'na majazi.
menurut pendapat pertama, ma'na ba adalah
lil ilshoq, namun ketika disandingkan dengan
asma Alloh maka menghasilkan ma'na yg
tidak pantas, karena ilshoq menandakan
adanya suatu benda (jirm) yng terlewati
sedangkan Alloh bukanlah jirim.
maka perlu pengalihan ma'na (majaz mursal)
atau peminjaman ma'na (isti'aroh taba'iyah)
dari ilshoq ke ma'na lainnya

I'ROB BISMI KETIKA HURF JAR ASHLIYYAH DAN
TA'ALLUQ FI'IL KHOS MUQODDAM :


_______________
BISMI = BA hrf jar ashliyyah muta'alliqun
bimakhdzuufin taqdiiruhu u_allifu. u_allifu =
fi'lun mudloori'un marfuu'un litajarrudihi
'anin nawaashib wal jawaazim wa'alamatu
rof'ihi dlommatun dhoohirotun fi akhirihi
li_annahu lam yattashil bi_aakhirihi syai_un.
wa faa'iluhu mustatirrun wujuuban wahuwa
ana.
ana= ismun mudlmarrun mabniyyun 'alal fathi
fi mahallir rof'i faa'ilu u_allifu.
#i'rob sinkat...yg panjangnya lupa#
ISMI = majruurun bil ba_i, wa'alaamatu jarrihi
kasrotun dhoohirotun fii aakhirihi liannahu
ismul mufrod.
itu saja sudah cukup, tapi ada sebagian yang
nambahin seperti ini : (dan BAnya berma'na
isti'aanah):

wal jumlatu bainal jaarri wal majruuru fii
mahalli nashbin haalin min u_allifu ae

ABTADI_U/ U_ALLIFU HAALA KAUNIY
MUSTA'IINAN WA MUTABARRIKAN BI(I)SMILLAH
LAA BIGHOIRIHI.
______________
b.jika BA lafadz bismi dijadikan hrf jar za-
idah ;
BISMI = BA hrf jaarin zaaidatin laa tata'allaqu
bisyai-in
ISMI = mubtada-un marfuu'un wa 'alaamatu
rof'ihi dlommatun muqoddarotun 'alaa
aakhirihi muni'a min dhuhuuriha lisytighoolil
mahalli.
wa khobaruhu makhdzuufun taqdiiruhu
mabduu-un bihi
______________

ISTITHROOD TENTANG IDLOPFAT (mampir ke
ilmu lain)

idofat isim trhadap lafd
Alloh itu bisa 4 jalan


1.idhofat istighroq jamiil afrod, taqdinya
ismun min kuli asmaaillahi...

2.idofat ba'dil afrod,taqdirnya ismun
mimba'di asmaillahi...

3.idofat liahdi kalau dimaqsu nama yng
ditentukan..

4. idofat lilbayan bilaman dengan lapad Alloh
yng dimqsunya

lafad Alloh 'alam murtajal jadi hukunya jamid,
(ala asoh)lafad Alloh,suatu nama atas dat yng
disucikan maha berkah laa yusyari fihi
ghoiruhu,dat yng maha suci yng tdk bis
serupakan atas yng lainnya,oleh sebb itu lafadz
Allah tidak bisa ditasniyahkan tw di jamakan
dll

,bahkan tidak stupun orang yng brani
memakai nama tuk orang,dan bila lafad Alloh
dijadikan nama orang harus diawali lafad
abdul,jadi abdulloh,dalam istilah mantiq
dkatan.....


lafad Alloh dlam mantiq dinmkan zujiyun
haqiqiyun,yaitu hua kulu ismin kaana ma'nahu
waahidun watuhtashu dzalikal ma'na ai
laayasduqu ala kastiriin

artinya ya isim yng
mempunyai satu ma'na ,yng mana ma'naya
lafad Alloh itu alma'bud bilhaqqi almitashifu
bisifatiluluhiyati

MANTIK BERKATA


1.Idlofat istighrooq (mengumpulkan semua
Asma Alloh) :

kaya2 diucapkan seperti ini :

bismillaahi ae abtadi-u bi jamii'i (au bikulli)
asmaa-illahi

>>>

 "saya memulai (kitab ini) dengan
menyebut semua asma Alloh.

note : idlofat ini bisa saja kita gunakan dalam
mengartikan basmallah, namun sebetulnya
lafdzul JALAALAH telah cukup untuk
mengumpulkan semua asma dan shifat
ALLOH.
kalupun tidak memakai idlofat istighrooq,
maka ma'na istighroq telah dihasilkan oleh
lafadzul Jalaalah, bila di ucapkan akan seperti
ini :
bismillahi ae abtadi-u bi(i)smillahi, aljaami'i li
kamaalatihi. "saya memulai dengan menyebut
asma Alloh yang (lafdzul Jalaalah ini)
mengumpulkan (terkumpul) seluruh shifat2
kesempernaannya NYA.

kita bandingkan dengan ma'na idloofat
istighrooq?

ketika idloofat istighroq kita satukan dengan
ma'na lafdzul Jalaalah, maka terkesan ada
pengulangan dengan faidah sama....
tapi ini hanya menurut kesimpulan sendiri
dan idloofat istighrooq tetap bisa dipakai...

2.idlofat ba'dlil afrood (ae fii dlimni ba'dlil
afrood) jika diucapkan : bismillaahi ae abtadii-
u bi ba'dli asmaa-illaahi. 

"saya memulai
dengan menyebut sebagian asma Alloh".
note : min baabi aulaa.. ) ... tapi tetep bisa
digunakan...

3.idloofat lil'ahdy (dzihni almu'ayyan) :
menentukan satu nama dari nama2 Alloh,
kalo diucapkan : bismillaahi ae abtadi-u
bismin mu'ayyanin fii dzihniy wahuwa ....
(....nama Alloh yg ada di hati kita)

"saya memulai dengan menyebut (satu) nama
Alloh yg telah ditentukan dlm hati saya"
kalau yg terbersit dlm hati itu "Al 'Aziiz"
umpamanya, maka sama seperti : "saya
memulai dengan menyebut nama Dzat Yang
Agung"


4.idlofat lil bayaan 

(ae libayaanil jinsi fii dlimnil
afroodi bi qith'in nadhri 'anil kuliyyaati wal
juz-iyyaati) idlofat dengan tujuan
memperjelas afrod (salah satu nama) tanpa
melihat keseluruhan atau sebagian.
yaitu kita langsung menentukan bahwa nama
Alloh lah yg kita sebut dalam pengucapan
basmalah ini.

jika diucapkan : bismillaahi ae abtadii-u
bismillahi "saya memulai dengan menyebut
nama pangeran yaitu Alloh"
______________

2. lafadh ALLOHI

ISMI = modloof
ALLOHI = mudlofun ilaih majruurun bilidlofati
waqiila biharfil jaarr almahdzuuf waqiila
bilmudloof.
______________

3.ARROHMAANI
4.ARROHIIMI

keduanya na'at (shifat) dari lafadh Alloohi

ARROHMAANI = na'tun lillafdhil jalaalati
walman'uutu ala majruurin majruurun
wa'alasmatu jarrihi kasrotun dhoohirotun fii
aakhirihi li-annahu ismul mufrood


ARROHIIMI = sama persis dengan arrohmaani
______________

ﻭﺍﻥ ﻧﻌﻮﺕ ﻛﺜﺮﺕ ﻭﻗﺪ ﺗﻠﺖ # ﻣﻔﺘﻘﺮﺍ ﻟﺬﻛﺮﻫﻦ ﺍﺗﺒﻌﺖ
ﻭﺍﻗﻄﻊ ﺍﻭﺍﺗﺒﻊ ﺍﻥ ﻳﻜﻦ ﻣﻌﻴﻨﺎ ﺑﺪﻭﻧﻬﺎ ﺍﻭ ﺑﻌﻀﻬﺎ ﺍﻗﻄﻊ
ﻣﻌﻠﻨﺎ

wa in nu'uutun katsurat waqod talat.... ilaa
akhirilbaitain
ketika man'ut tidak bisa jelas kecuali dengan
sifat, maka wajib adanya sifat.
tapi ketika maushuf sudah jelas walau tanpa
ada shifat, maka jika ada shifat, lafadh shifat
tersebut boleh dipisahkan (qoth'u) dari
maushufnya.


dalam basmalah, lafdhulJalalah, sebagaimana
diatas dijelaskan, sudah terkumpul semua
asma & shifatnya termasuk Arrohmaan &
Arrohiim. jadi lafdhulJalaalah sudah jelas
tanpa butuh shifat.

oleh sebab itu ketika ada shifat setelah
lafdhul Jalaalah maka lafadh shifat tersebut
boleh diputuskan (qot'u) dari maushufnya
yaitu lafdhul Jalaalah .


jadi lafadh ARROHMAANI & ARROHIIMI disini
bisa dijadikan sifat juga bisa diputuskan dari
maushuf (tidak menjadi sifat)


ketika diputuskan, maka ARROHMAANI &
ARROHIIMI mempunyai mahall sendiri.
para ulama merinci mahall pada lafadh
ARROHMAANI & ARROHIIMI ada 3 mahall ;

jeer (khofadl), rofa' dan nashob. dengan
rinciannya sbb;
1-jeer, jadi sifat
-rofa', jadi khobar dari mubtada yang
dibunuh (ae huwa ARROHMANU ARROHIMU)


2-nashob, jadi maf'ul bih dari fi'il faail yg
dibunuh juga (ae amdahu ARROHMANA
ARROHIMA)

sekarang kita terapkan pada lafadh
ARROHMAANI (selanjutnya kita ganti dengan
awal) & ARROHIIMI (selanjutnya kita ganti
dengan tsani)

1. majrur awal & majrur tsani
2. majrur awal & marfu' tsani
3. majrur awal & manshub tsani
4. marfu' awal & marfu' tsani
5. marfu' awal & manshub tsani
6. manshub awal & manshub tsani
7. manshub awal & marfu' tsani tsani
8. marfu' awal & majrur tsani
9. manshub awal & majrur tsani

ke 9 wajah ini tidak semuanya boleh, karena
ada aturan bahwa tidak boleh membuat sifat
setelah sebelumnya ada yang terputus dari
sifat.


maka no 8 dan 9 hukumnya tidak boleh
karena ada larangan tadi...
namun,...walaup un selebihnya (1 sd 7)
hukumnya boleh, tetap saja lebih utama yang
no 1 yaitu dengan menjadikan keduanya
sebagai sifat dari lafdhul jalaalah.....

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Popular Post

Blogger templates

Diberdayakan oleh Blogger.

- Copyright © FACEBOOK PESANTREN INDONESIA -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -